Selasa, 12 Januari 2016

CONTOH MAKALAH

Oleh   : Ni’am Krisna Windarti

1        PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Makanan tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan menyatu di dalam sistim social budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah. Makanan tersebut disukai , karena rasa, tekstur dan aromanya sesuai dengan seleranya. Demikian juga dengan kebiasaan makan khas daerah umumnya tidak mudah berubah, walaupun anggota etnik bersangkutan pindah ke daerah lain. Disamping khasiat, makanan tradisional Indonesia juga mengandung segi positip yang lain seperti: Bahan-bahan yang alami, bergizi tinggi, sehat dan aman, murah dan mudah didapat, sesuai dengan selera masyarakat sehingga diyakini punya potensi yang baik sebagai makanan
Jenis dari makanan olahan asli Indonesia, khas daerah setempat, mulai dari makanan lengkap, selingan dan minuman, yang cukup kandungan gizi, serta biasa dikonsumsi oleh masyarakat daerah tersebut, dengan beragam dan bervariasinya bahan dasar, maka dapat dihasilkan bermacam-macam jenis makanan tradisional yang sedemikian rupa sehingga menjadi makanan yang lezat dan gizi seimbang. Demikian juga cara pengolahannya dilakukan dengan beragam dan bervariasi seperti: Dengan membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng dan menumis.
Namun dalam penulisan makalah ini, penulis ingin membahas mengenai  saah satu makanan khas dari daerah Rembang, yang sudah terkenal dimana-mana. Jadi penulis ingin menulis makalah dengan judul  Istilah-Istilah dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik. Untuk mengetahui makna-makna yang ada dalam alat serta bahan dan juga dalam proses pembuatannya.

1.      Bagaimanakah bentuk Istilah-Istilah dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” ?
2.      Bagaimanakah makna leksikal dan makna kultural dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” ?

1.3   Tujuan
1.      Untuk mengetahui bentuk Istilah-Istilah dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica”
2.      Untuk mengetahui makna leksikal dan makna kultural dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica”
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat secara teoretis maupun secara praktis.
1.      Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teori etnolinguistik jawa
2.      Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk memahami makna yang yang terkandung baik dalam bahan maupun cara pembuatan makanan khas daerah Rembang yaitu Kelan Mrica, sebagai bahan acuan penelitian berikutnya, bermanfaat bagi Balai Bahasa dalam membuat kamus istilah, serta bermanfaat bagi Dinas Pariwisata untuk mengenalkan makanan khas daerah Rembang kepada para wisatawan, serta  bermanfaat untuk para guru sebagai penunjang pembelajaran dan dapat dimanfaatkan oleh para pelancong yang ingin berwisata ke daerah Rembang.




A.    Pengertian Etnolinguistik
Istilah etnolinguistik berasal dari kata etimologi yang berarti ilmu yang mempelajari tentang suku-suku dan linguistik  yang berarti ilmu yang mengkaji tentang seluk beluk bahasakeseharian manusia atau disebut juga ilmu bahasa (Sudaryanto, 1996:9), yang lahir karena adanya penggabungan antara pendekatan yang biasa dilakukan oleh para ahli etnologi dengan pendekatan linguistik (Ahimsa, 1997:3).
Etnolinguistik adalah (1) cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat pedesaan ataumasyarakat yang belum mempunyai tulisan, bidang ini juga disebut linguistik antropologi (2) cabang linguistik antropologi yang menyelidiki hubungan bahasa dan sikap kebahasaan terhadap bahasa, salah satu aspek etnolinguistik yang sangat menonjol ialah masalah relavitas bahasa.  (Kridalaksana, 1983:42)
Etnolinguistik adalah jenis linguistik yang menaruh perhatian terhadap dimensi bahasa (kosakata, frasa, klausa, wacana, unit-unit linguallainnya) dalam dimensi sosial dan budaya (seperti upacara ritual, peristiwa budaya, folklor dan lainnya) yang lebih luas untuk memajukan dan mempertahankan praktik-praktik budayadan struktur sosial masyarakat. (Abdullah, 2013:10)
B.     Ungkapan Tradisional
Menurut KBBI ungkapan tradisional adalah kalimat perkataan yang tetap susunannyadan biasanya mengiaskan sesuatu maksud yang sesuai dengan sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma, adat dan kebiasaan yang turun temurundalam sekelompok masyarakat.
C.     Makna
Pengertian sense ‘makna’ dalam semantik dibedakan dalam meaning ‘arti’. Sense ‘makna’ adalah pertautan yang ada diantara unsur  -unsur bahasa itu sendiri. Mengkaji danmemberikan makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenaan denganhubungan makna yang membuat kata-kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Sedangkan meaning ‘arti’ menyangkut makna kata leksikal dari kata-kata itu sendiri, yang cenderungterdapat dalam kamus sebagai leksikon.
Makna erat kaitannya dengan semantik, oleh karenaitu istilah ungkapan tradisional Jawa akan dilihat dari segi makna leksikal dan maknakultural. 1. Makna leksikal, makna leksikal adalah makna yang ada pada leksem-leksem atau makna kata yang berdiri sendiri, baik dalam bentuk leksem atau berimbuhan. Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagailambang benda, peristiwa dan lain-lain, makna leksikal ini mempunyai unsur-unsur bahasalepas dari penggunaannya atau konteksnya. (Kridalaksana, 2001:133)
Sedangkan menurut Fatimah Djajasudarma(1993:13) makna leksikal adalah makna kata-kata yang dapat berdiri sendiri, baik dalam bentuk tuturan maupun dalam bentuk kata dasar.2. Makna kultural, makna kultural adalah makna bahasa yang dimiliki oleh masyarakat dalamhubungannya dengan budaya tertentu (Wakit Abdullah, 1999:3) Makna kultural diciptakan dengan menggunakan simbol-simbol. Simbol adalah objek atau peristiwa apapun yang merujuk pada sesuatu. Simbol adalah objek atau peristiwa yangmerujuk pada sesuatu. Simbol itu sendiri meliputi apa saja yang dapat kita rasakan. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa makna kultural adalah makna yang ada padamasyarakat, yang berupa simbol-simbol dan dijadikan patokan dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap dan berperilaku. Makna kultural sangat erat hubungannya dengan kebudayaan, karena makan atersebut akan timbul sesuai dengan budaya masyarakat sekitar.
D.    Fungsi
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan atau gerakan (bahasa isyarat dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemampuan kepada lawan bicaranya. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tatakrama masyarakat dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas dan lugas mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Bahasa memang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektualsosial dan emosional.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) nasihat berarti (1) ajaran atau pelajaran baik,  ujaran petunjuk,  peringatan,  teguran yang baik. (2) amanat yang terkandung dalam suatu cerita-cerita. Larangan-larangan adalah perintah atau aturan yang melarang suatu perbuatan karena berbagaifaktor yang melatar belakangi. Salah satunya karena melangga norma adat istiadat atau etika.




         Ditinjau dari jenis data, pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata - kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6)
Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. Intinya sasaran penelitian kualitatif ialah manusia dengan segala kebudayaan dan kegiatannya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Poerwandari (2007) bahwa pendekatan yang sesuai untuk penelitian yang tertarik dalam memahami manusia dengan segala kekompleksitasannya sebagai makhluk subjektif adalah pendekatan kualitatif.
         Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif untuk studi kasus. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data - data. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai Istilah-Istilah dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik.
.
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh. Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2002:107).
Untuk mendapat data yang tepat maka perlu ditentukan informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data (purposive). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi, pelaksanaan partisipasi, manfaat partisipasi dan faktor yang mempengaruhi partisipasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan subjek yang memenuhi parameter yang dapat mengungkap hal di atas sehingga memungkinkan data dapat diperoleh. Adapun yang dijadikan sumber data adalah warga yang ada  didaerah Rembang, khususnya di Desa Babagan RT 09 RW III Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang.


Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1.      Teknik Wawancara (interview)
     Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui Istilah-Istilah dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik.
2.      Teknik Observasi (pengamatan)
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala – gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan Istilah-Istilah dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik.

3.      Teknik Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang. Dokumen yang ditunjukkan dalam hal ini adalah perlengkapan yang digunakan, proses pembuatan serta hasil akhir makanan khas daerah Rembnag yaitu kelan mrica.
4.      Studi Pustaka
Yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku - buku referensi, laporan - laporan, majalah - majalah, jurnal - jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.



4. PEMBAHASAN

4.1 Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian ini Istilah-Istilah dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. Yang menjadi sumber utama penelitian ini adalah makanan khas daerah Lasem-Rembang yaitu kelan mrica. Pada Istilah-Istilah dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik terdapat bentuk, makna, dan fungsi.
Dari penelitian yang telah dikakukan terdapat makna leksikal dan makna gramatikal dari Makanan khas daerah Lasem-Rembang. Makna leksikal adalah makna dasar istilah tersebut, atau makna yang muncul dari proses gramatikal. Dalam penelitian ini difokuskan untuk meneliti bagaimana proses pembuatan Kelan Mrica ini, kemudian makna leksikal dan makna gramatikan dalam alat dan bahan serta Prosesi pembuatan makanan ini.

Kabupaten Rembang selain memiliki  potensi ikan yang banyak, disana juga  memiliki kuliner khas andalan  yang berbahan dasar ikan laut segar yaitu Sayur Merica (Jangan Mrico/Kelo Mrico),Masakan Sayur Merica ( Kelan Merico ) Tersebar di Pesisir Pantai Utara Kabupaten Rembang
Sebagian besar warga di wilayah Keresidenan Pati mungkin sudah dengar sayur bumbu merica khas Rembang. Bahan yang dipakai, yakni dari ikan laut segar dengan bumbu cabe, merica, bawang merah, bawang putih, kunyit, garam dan air. Meskipun cara memasaknya cukup sederhan dan bahan yang digunakan juga mudah didapat, masyarakat luar Kota Rembang tetap antusias merasakan masakan bumbu merica dengan menyempatkan diri mampir ke warung yang biasa menyediakan masakan tersebut.
Ikan yang biasa digunakan merupakan ikan jenis manyung karena sensasi pedas dari resep masakan tersebut bisa dinikmati dengan sempurna. Bagian ikan yang biasa dipakai merupakan bagian kepala karena memberikan kepuasan tersendiri bagi penikmatnya.
Sayur mrica sendiri sudah dipatenkan dan telah menjadi ikon wisata kuliner di daerah Kabupaten Rembang ini. Hampir disetiap warung sepanjang pesisir pantai utara Rembang menyediakan masakan ini. Hampir pengunjung maupun wisatawan yang datang menyembapatkan diri untuk menikmati makan khas yag satu ini. Tidak diketahui bagaimakah asal-usul dari sayur ini, namun karena kekayaan laut di daerah rembanglah yang membuat masakan ini ada. 
1.      Alat dan Bahan
a.       peso
Peso atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan pisau ialah alat yang digunakan untuk memotong sebuah benda. Pisau terdiri dari dua bagian utama, yaitu bilah pisau dan gagang atau pegangan pisau. Bilah pisau terbuat dari logam pipih yang tepinya dibuat tajam; tepi yang tajam ini disebut mata pisau. Pegangan pisau umumnya berbentuk memanjang agar dapat digenggam dengan tangan.
b.      layah dan uleg-uleg
Layah dan uleg-uleg atau di Indonesia lebih dikenal dengan cobek dan ulekan adalah alat yang penting dalam kegiatan masak-memasak rumah tangga. Sebagai contoh, cobek dan ulekan adalah alat penting untuk mengulek dan melumat bumbu dapur, dan membuat masakan khusus, seperti sambal ulek atau sambal terasi, menghaluskan dan mencampur bumbu gado-gado, dan menyajikan ayam penyet atau iga penyet. Cobek merupakan pasangan utama dari Munthu / Uleg-uleg sebagai alat untuk menghaluskan dan menggerus bumbu atau sambal, baik bumbu yang dibuat di kalangan rumah tangga maupun ditempat penjaja makanan semacam pedangang keliling atau warung-warung makanan. Walaupun fungsinya sama dan juga bentuknya juga sama, tetapi soal nama, lain daerah lain pula penyebutan namanya.
c.       Irus
Sendok besar yang cekung, terbuat dr tempurung kelapa, alumunium dsb. Digunakan untuk menyendok sayur dsb dari kuali (belanga, periuk, panci) (nomina)
d.      kompor
Kompor berasal dari bahasa Belanda “kompoor” adalah alat masak yang menghasilkan panas yang tinggi. kompor mempunyai ruang tertutup atau terisolasi dari luar sebagai tempat bahan bakar diproses untuk memberikan pemanasan bagi barang-barang yang diletakkan diatasnya.
e.       manci
Manci atau Panci (bahasa Inggris: saucepan) adalah alat masak yang terbuat dari logam (alumunium, baja, dll) dan berbentuk silinder atau mengecil pada bagian bawahnya. Panci bisa memiliki gagang tunggal atau dua "telinga" pada kedua sisinya dan biasanya digunakan untuk memasak air, sayur berkuah, dll.
f.       iwak segara
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.. Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut iwak (jv, bjn), jukut(vkt). Ikan yang digunakan dalam masakan ini biasanya adalah sejenis catfish. Ikan yang digunakan adalah manyung, sembilang, bandeng, dll.
g.      bawang dan brambang
Bawang dalam bahasa indonesia disebut sebagai Bawang putih. Bawang putih (Allium sativum; bahasa Inggris: garlic) adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Dikenal di dalam catatan Mesir kuno, digunakan baik sebagai campuran masakan maupun pengobatan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Sedangkan brambang adalah bawang merah (Allium cepa L. var Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara
h.      lombok
Lombok dalam bahasa Indonesia dikenal dengan cabai. Cabai atau cabai merah atau chili adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan.
i.        Mrica
Dalam bahasa indonesia dikenal dengan sebutan lada. Merica atau lada (Piper nigrum) merupakan bumbu dapur yang sangat populer. Kuliner Asia, Eropa hingga Timur Tengah selalu menggunakan lada sebagai penyedap rasa. Sebagai bumbu dapur, peranan lada memang sangat penting. Cita rasa pedas dan aroma yang khas terbentuk dari menambahkan bumbu ini ke dalam setiap masakan. Bumbu ini memiliki rasa pedas yang bersifat menghangatkan dan melancarkan peredaran darah.
j.        asem jawa
Asem jawa adalah sejenis buah yang masamnya atau sarinya digunakan sebagai penambah bumbu masakan untuk menambah rasa masam. Daging buah asam jawa sangat populer, dan digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak
k.      uyah
uyah atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai garam dapur adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin. Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl) yang dihasilkan oleh air laut. Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi). Selain itu garam juga digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Untuk mencegah penyakitgondok, garam dapur juga sering ditambahi yodium.
l.        kunir
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, sepertiturmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), janar (Banjar), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura)
m.    trasi
Terasi atau belacan adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan dan/atau udang rebon yang difermentasikan, berbentuk seperti adonan atau pasta dan berwarna hitam-coklat, kadang ditambah dengan bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. Terasi merupakan bumbu penting di kawasan asia tenggara dan china selatan. Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat sambal terasi, tapi juga ditemukan dalam berbagai resep tradisional Indonesia
n.      gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
o.      mpon-empon
Empon-empon adalah akar tanaman yg biasa digunakam sebagai bumbu dapur atau obat-obatan tradisional misalnya : jahe, kunyit, lengkuas, laos, dll
p.      kemiri
Kemiri  (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai candleberry,  Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat.
q.      godhong kemangi (pilihan)
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daunkemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Dalam pembuatan kelan mrica ini digunakan sebagai pilihan untuk menguatkan rasa.
r.        Kates kemampo
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "katès". Kates atau pepaya yang digunakan dalam pembuatan sayur ini adalah pepaya yang stengah matang.
2.      Proses Pembuatan
a.       Ngoceki
Ngoceki dalam bahasa indonesia disebut dengan mengupas. kupas/ku·pas/ v, mengupas/me·ngu·pas/ v  membuka dengan membuang kulitnya (tentang buah-buahan dan sebagainya); mengubak:
b.      Ngulek
Ngulek atau menggiling dalam bahasa Indonesia merupakan proses menghaluskan bumbu-bumbu dengan menggunakan layah dan uleg-uleg. Digiling sampai mendapatkan tekstur halus yang diinginkan.
c.       Ngrajang
Ngrajang atau disebut juga dengan mengiris (dalam Bahasa indonesia) Verba (kata kerja) mengerat (memotong dan sebagainya) tipis-tipis. Bahan yang dirajang dan diiris adalah kates (pepaya) dan juga ikan
d.      Nggodog banyu
Nggodog banyu atau tau sering disebut dengan merebus air adalah suatu proses memasak bahan makanan dengan air atau dalam air mendidih atau mengolah bahan makanan dengan merendam bahan atau masakan ke dalam air yang panas. Contoh: merebus telur, singkong, kentang dan sebagainya.
e.       nyemplungke bumbu
Nyemplukngke bumbu atau memasukkan bumbu kedadal panci yang telah diisi dengan air sampai mendidih, kemudian bahan-bahan dimasukkan kedalam.
f.       Nyewoki
Nyewoki dalam proses membuat masakan ini adalah dengan membilas kuah yang pertama. Maksudnya menambahkan ar ke dalam panci atau kuah yang telah mendidih kemudian ditunggu sampai mendidih untuk yang kedua kalinya. Hal ini ditujukan agar kuah tidak berbau amis.
g.      Ngasatke
Ngesatke merupakan proses pengurangan air yang ada di dalam panci. Hal ini ditujukan adar kuah dan bumbu lebih merasuk kedalam sayur dan juga ikannya.
h.      mateng
Merupakan proses terakhir dari proses membuat makanan kelan mrica ini. Biasanya dalam 1 panci kuah yang semula dimasukkan 1 liter air, dapat disajikan untuk 6 orang.


Kelan mrica merupakan salah satu makanan yang terkenal di daerah Rembang-Lasem, karena makanan ini bercita rasa pedas dan berkuah sehingga banyak diminati oleh para pembeli. Makna leksikal dan maka gramatikal dari istilah-istilah dala makanan khas Rembang yaitu kelan mrica idlihat dari segi alat dan bahan, kemudian proses pembuatannya. Pada alat dan bahan terdiri dari iwak segara, kemudian bawang-brambang, lombok, mrica, manci, layah, dll. Bagian  proses pembuatan dimulai dari ngoceki bahan sampai dengan mateng.
Indonesia sebagai negara kepualauan, tentu saja memiliki banyak kekayaan. Salah satunya adalah dari segi kulinernya. Di daerah Rembang yang merupakan salah sat daerah pesisir pantura, yang terkenal akan wilayah lautnya. Sebagian besar makanan yang dihasilkan mempunyai bahan pokok dari ikan, yaitu salah satunya Kelan Mrica.  Sebagai warga Rembng untuk memperkenalkan kuliner serta mengembangkannya untuk menjadi dikenal masyarakat luar adalah suatu kewajiban. Jangan hanya selalu menikamti makanan dari luar, sedangkan dari daerahnya sendiri ditinggalkan dengan alasan bosen. Cintailah produk lokal !




Koentjaraningrat.1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka
Shri Ahimsa Putra. 1997.Etnolinguistik : Beberapa Bentuk Kajian (makalah).Yogyakarta :Balai Penelitian Bahasa, Surakarta : Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
 ____ dkk. 2005.Ensiklopedi Kebudayaan Jawa.Yogyakarta : Bina Media. 
Unjiya, M. Akrom. 2008. LASEM NEGERI DAMPO AWANG: Sejarah yang Terlupakan.Yogyakarta:Eja Publisher
Marwanti. 2009. Pengetahuan Masakan Indonesia. Yogyakarta: Adycita
Wongsowijoyo, Suyadi. 2013. Rempah-rempah Indonesia dan Manfaatnya.Yogyakarta:Leuntika Prio
http://kbbi.web.id (diakses pada 25 Desember 2015, pukul 20:52)

LAMPIRAN