Oleh :
Ni’am Krisna Windarti
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Makanan tradisional
Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan menyatu di dalam
sistim social budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah. Makanan tersebut
disukai , karena rasa, tekstur dan aromanya sesuai dengan seleranya. Demikian
juga dengan kebiasaan makan khas daerah umumnya tidak mudah berubah, walaupun
anggota etnik bersangkutan pindah ke daerah lain. Disamping khasiat, makanan
tradisional Indonesia juga mengandung segi positip yang lain seperti:
Bahan-bahan yang alami, bergizi tinggi, sehat dan aman, murah dan mudah
didapat, sesuai dengan selera masyarakat sehingga diyakini punya potensi yang
baik sebagai makanan
Jenis dari makanan olahan asli Indonesia, khas daerah
setempat, mulai dari makanan lengkap, selingan dan minuman, yang cukup
kandungan gizi, serta biasa dikonsumsi oleh masyarakat daerah tersebut, dengan beragam dan bervariasinya bahan dasar, maka
dapat dihasilkan bermacam-macam jenis makanan tradisional yang sedemikian rupa
sehingga menjadi makanan yang lezat dan gizi seimbang. Demikian juga cara
pengolahannya dilakukan dengan beragam dan bervariasi seperti: Dengan
membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng dan menumis.
Namun dalam penulisan
makalah ini, penulis ingin membahas mengenai
saah satu makanan khas dari daerah Rembang, yang sudah terkenal
dimana-mana. Jadi penulis ingin menulis makalah dengan judul Istilah-Istilah dalam Makanan Khas
Daerah Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik. Untuk mengetahui
makna-makna yang ada dalam alat serta bahan dan juga dalam proses pembuatannya.
1.
Bagaimanakah bentuk Istilah-Istilah dalam Makanan
Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” ?
2.
Bagaimanakah makna leksikal dan makna kultural
dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” ?
1.
Untuk mengetahui bentuk Istilah-Istilah dalam Makanan
Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica”
2.
Untuk mengetahui makna leksikal dan makna
kultural dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica”
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat
secara teoretis maupun secara praktis.
1.
Manfaat teoretis
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teori etnolinguistik jawa
2.
Manfaat praktis
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk memahami makna yang yang
terkandung baik dalam bahan maupun cara pembuatan makanan khas daerah Rembang
yaitu Kelan Mrica, sebagai bahan acuan penelitian berikutnya, bermanfaat bagi
Balai Bahasa dalam membuat kamus istilah, serta bermanfaat bagi Dinas
Pariwisata untuk mengenalkan makanan khas daerah Rembang kepada para wisatawan,
serta bermanfaat untuk para guru sebagai
penunjang pembelajaran dan dapat dimanfaatkan oleh para pelancong yang ingin
berwisata ke daerah Rembang.
A. Pengertian Etnolinguistik
Istilah
etnolinguistik berasal dari kata etimologi yang berarti ilmu yang
mempelajari tentang suku-suku dan linguistik yang berarti ilmu
yang mengkaji tentang seluk beluk bahasakeseharian manusia atau disebut juga
ilmu bahasa (Sudaryanto, 1996:9), yang lahir karena adanya penggabungan antara
pendekatan yang biasa dilakukan oleh para ahli etnologi dengan pendekatan
linguistik (Ahimsa, 1997:3).
Etnolinguistik
adalah (1) cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan
masyarakat pedesaan ataumasyarakat yang belum mempunyai tulisan, bidang ini
juga disebut linguistik antropologi (2) cabang linguistik antropologi yang
menyelidiki hubungan bahasa dan sikap kebahasaan terhadap bahasa, salah satu
aspek etnolinguistik yang sangat menonjol ialah masalah relavitas bahasa. (Kridalaksana, 1983:42)
Etnolinguistik
adalah jenis linguistik yang menaruh perhatian terhadap dimensi bahasa
(kosakata, frasa, klausa, wacana, unit-unit linguallainnya) dalam dimensi
sosial dan budaya (seperti upacara ritual, peristiwa budaya, folklor dan
lainnya) yang lebih luas untuk memajukan dan mempertahankan praktik-praktik
budayadan struktur sosial masyarakat. (Abdullah, 2013:10)
B. Ungkapan Tradisional
Menurut KBBI ungkapan tradisional adalah kalimat perkataan yang tetap
susunannyadan biasanya mengiaskan sesuatu maksud yang sesuai dengan sikap dan
cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada
norma, adat dan kebiasaan yang turun temurundalam sekelompok masyarakat.
C. Makna
Pengertian sense ‘makna’ dalam semantik dibedakan dalam meaning
‘arti’. Sense ‘makna’ adalah pertautan yang ada diantara unsur
-unsur bahasa itu sendiri. Mengkaji danmemberikan makna suatu kata ialah
memahami kajian kata tersebut yang berkenaan denganhubungan makna yang membuat
kata-kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Sedangkan meaning ‘arti’
menyangkut makna kata leksikal dari kata-kata itu sendiri, yang
cenderungterdapat dalam kamus sebagai leksikon.
Makna erat kaitannya dengan semantik, oleh karenaitu istilah ungkapan
tradisional Jawa akan dilihat dari segi makna leksikal dan maknakultural. 1.
Makna leksikal, makna leksikal adalah makna yang ada pada leksem-leksem atau
makna kata yang berdiri sendiri, baik dalam bentuk leksem atau
berimbuhan. Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagailambang
benda, peristiwa dan lain-lain, makna leksikal ini mempunyai unsur-unsur
bahasalepas dari penggunaannya atau konteksnya. (Kridalaksana, 2001:133)
Sedangkan menurut Fatimah Djajasudarma(1993:13) makna leksikal adalah makna
kata-kata yang dapat berdiri sendiri, baik dalam bentuk tuturan maupun
dalam bentuk kata dasar.2. Makna kultural, makna kultural adalah makna bahasa
yang dimiliki oleh masyarakat dalamhubungannya dengan budaya
tertentu (Wakit Abdullah, 1999:3) Makna kultural diciptakan dengan
menggunakan simbol-simbol. Simbol adalah objek atau peristiwa apapun yang
merujuk pada sesuatu. Simbol adalah objek atau peristiwa yangmerujuk pada
sesuatu. Simbol itu sendiri meliputi apa saja yang dapat kita rasakan. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa makna kultural adalah makna yang ada
padamasyarakat, yang berupa simbol-simbol dan dijadikan patokan dalam kehidupan
sehari-hari dalam bersikap dan berperilaku. Makna kultural sangat erat
hubungannya dengan kebudayaan, karena makan atersebut akan timbul sesuai dengan
budaya masyarakat sekitar.
D. Fungsi
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan,
baik lewat tulisan,
lisan atau gerakan (bahasa isyarat dengan tujuan
menyampaikan maksud hati atau kemampuan kepada lawan bicaranya. Melalui bahasa,
manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tatakrama
masyarakat dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk
masyarakat.
Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak atau pribadi
seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan bahasa
yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas dan lugas
mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Bahasa memang memiliki peran
sentral dalam perkembangan intelektualsosial dan emosional.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) nasihat berarti (1) ajaran
atau pelajaran baik, ujaran petunjuk,
peringatan, teguran yang baik. (2) amanat yang
terkandung dalam suatu cerita-cerita. Larangan-larangan adalah perintah atau
aturan yang melarang suatu perbuatan karena berbagaifaktor yang melatar
belakangi. Salah satunya karena melangga norma adat istiadat atau etika.
Ditinjau dari jenis data, pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata - kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah (Moleong, 2007:6)
Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran
seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti.
Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau
kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.
Intinya sasaran penelitian kualitatif ialah manusia dengan segala kebudayaan
dan kegiatannya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Poerwandari (2007)
bahwa pendekatan yang sesuai untuk penelitian yang tertarik dalam memahami manusia
dengan segala kekompleksitasannya sebagai makhluk subjektif adalah pendekatan
kualitatif.
Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah
deskriptif untuk studi kasus. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data
- data. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian
ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai Istilah-Istilah
dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik.
.
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data diperoleh. Subjek penelitian merupakan sumber data yang
dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud
sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Suharsimi
Arikunto, 2002:107).
Untuk mendapat data yang tepat maka perlu ditentukan
informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data (purposive).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi, pelaksanaan
partisipasi, manfaat partisipasi dan faktor yang mempengaruhi partisipasi dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan subjek yang memenuhi parameter yang
dapat mengungkap hal di atas sehingga memungkinkan data dapat diperoleh. Adapun
yang dijadikan sumber data adalah warga yang ada didaerah Rembang, khususnya di Desa Babagan RT
09 RW III Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang.
Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai
dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
1.
Teknik Wawancara (interview)
Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Teknik
ini dilakukan untuk mengetahui Istilah-Istilah dalam Makanan Khas Daerah
Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik.
2.
Teknik Observasi (pengamatan)
Observasi
adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena
sosial dengan gejala – gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan Istilah-Istilah
dalam Makanan Khas Daerah Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik.
3.
Teknik Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang ditunjukkan dalam hal ini adalah perlengkapan yang
digunakan, proses pembuatan serta hasil akhir makanan khas daerah Rembnag yaitu
kelan mrica.
4.
Studi Pustaka
Yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mempelajari buku - buku referensi, laporan - laporan, majalah - majalah, jurnal
- jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.
4. PEMBAHASAN
4.1 Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian ini Istilah-Istilah dalam Makanan Khas
Daerah Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik di Kecamatan Lasem Kabupaten
Rembang. Yang menjadi sumber utama penelitian ini adalah makanan khas daerah
Lasem-Rembang yaitu kelan mrica. Pada Istilah-Istilah dalam Makanan Khas Daerah
Rembang “Kelan Mrica” Kajian Etnolinguistik terdapat bentuk, makna, dan fungsi.
Dari penelitian yang telah dikakukan
terdapat makna leksikal dan makna gramatikal dari Makanan khas daerah
Lasem-Rembang. Makna leksikal adalah makna dasar istilah tersebut, atau makna
yang muncul dari proses gramatikal. Dalam penelitian ini difokuskan untuk
meneliti bagaimana proses pembuatan Kelan
Mrica ini, kemudian makna leksikal dan makna gramatikan dalam alat dan
bahan serta Prosesi pembuatan makanan ini.
Kabupaten Rembang selain memiliki
potensi ikan yang banyak, disana juga memiliki kuliner khas andalan
yang berbahan dasar ikan laut segar yaitu Sayur Merica (Jangan Mrico/Kelo
Mrico),Masakan Sayur Merica ( Kelan Merico ) Tersebar di Pesisir Pantai Utara
Kabupaten Rembang
Sebagian besar warga di wilayah Keresidenan Pati mungkin sudah dengar sayur
bumbu merica khas Rembang. Bahan yang dipakai, yakni dari ikan laut segar
dengan bumbu cabe, merica, bawang merah, bawang putih, kunyit, garam dan air.
Meskipun cara memasaknya cukup sederhan dan bahan yang digunakan juga mudah
didapat, masyarakat luar Kota Rembang tetap antusias merasakan masakan bumbu
merica dengan menyempatkan diri mampir ke warung yang biasa menyediakan masakan
tersebut.
Ikan yang biasa digunakan merupakan ikan jenis manyung karena sensasi pedas
dari resep masakan tersebut bisa dinikmati dengan sempurna. Bagian ikan yang
biasa dipakai merupakan bagian kepala karena memberikan kepuasan tersendiri
bagi penikmatnya.
1. Alat dan Bahan
a.
peso
Peso atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan pisau ialah alat yang digunakan
untuk memotong sebuah benda. Pisau terdiri dari dua bagian utama, yaitu bilah
pisau dan gagang atau pegangan pisau. Bilah pisau terbuat dari logam pipih yang tepinya
dibuat tajam; tepi yang tajam ini disebut mata
pisau. Pegangan pisau umumnya berbentuk memanjang agar dapat digenggam
dengan tangan.
b.
layah dan uleg-uleg
Layah dan uleg-uleg atau di
Indonesia lebih dikenal dengan cobek dan ulekan
adalah alat yang penting dalam kegiatan masak-memasak rumah tangga. Sebagai
contoh, cobek dan ulekan adalah alat penting untuk mengulek dan melumat bumbu dapur, dan
membuat masakan khusus, seperti sambal ulek atau sambal terasi, menghaluskan dan mencampur bumbu gado-gado, dan menyajikan
ayam penyet atau iga penyet. Cobek merupakan pasangan utama dari Munthu / Uleg-uleg sebagai
alat untuk menghaluskan dan menggerus bumbu atau sambal, baik bumbu yang dibuat
di kalangan rumah tangga maupun ditempat penjaja makanan semacam pedangang
keliling atau warung-warung makanan. Walaupun fungsinya sama dan juga bentuknya
juga sama, tetapi soal nama, lain daerah lain pula penyebutan namanya.
c.
Irus
Sendok besar yang cekung, terbuat dr tempurung
kelapa, alumunium dsb. Digunakan untuk menyendok sayur dsb dari kuali (belanga,
periuk, panci) (nomina)
d.
kompor
Kompor berasal dari
bahasa Belanda “kompoor” adalah alat masak yang menghasilkan panas yang tinggi.
kompor mempunyai ruang tertutup atau terisolasi dari luar sebagai tempat bahan
bakar diproses untuk memberikan pemanasan bagi barang-barang yang diletakkan diatasnya.
e.
manci
Manci atau Panci (bahasa Inggris: saucepan) adalah alat masak yang terbuat
dari logam (alumunium, baja, dll) dan berbentuk silinder atau mengecil pada
bagian bawahnya. Panci bisa memiliki gagang tunggal atau dua
"telinga" pada kedua sisinya dan biasanya digunakan untuk memasak
air, sayur berkuah, dll.
f.
iwak segara
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang
hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan
kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.. Ikan dalam berbagai
bahasa daerah disebut iwak (jv, bjn), jukut(vkt). Ikan yang digunakan
dalam masakan ini biasanya adalah sejenis catfish.
Ikan yang digunakan adalah manyung, sembilang, bandeng, dll.
g.
bawang dan brambang
Bawang dalam
bahasa indonesia disebut sebagai Bawang putih. Bawang putih (Allium
sativum; bahasa
Inggris: garlic)
adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus
nama dari umbi yang dihasilkan. Dikenal di dalam catatan Mesir
kuno,
digunakan baik sebagai campuran masakan maupun pengobatan. Umbi dari tanaman bawang putih
merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.
Sedangkan brambang adalah bawang merah (Allium cepa L. var Aggregatum) adalah sejenis
tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa
mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah
umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai
bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah
Asia Tengah dan Asia Tenggara
h.
lombok
Lombok dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan cabai. Cabai atau cabai merah atau chili adalah buah dan tumbuhan
anggota genus Capsicum. Buahnya dapat
digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah
cabai yang pedas sangat
populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan.
i.
Mrica
Dalam bahasa indonesia dikenal
dengan sebutan lada. Merica atau lada (Piper nigrum) merupakan bumbu dapur yang
sangat populer. Kuliner Asia, Eropa hingga Timur Tengah selalu menggunakan lada
sebagai penyedap rasa. Sebagai bumbu dapur, peranan lada memang sangat penting.
Cita rasa pedas dan aroma yang khas terbentuk dari menambahkan bumbu ini ke
dalam setiap masakan. Bumbu ini memiliki rasa pedas yang bersifat menghangatkan
dan melancarkan peredaran darah.
j.
asem jawa
Asem jawa
adalah sejenis buah yang masamnya atau sarinya digunakan sebagai penambah bumbu
masakan untuk menambah rasa masam. Daging buah asam jawa sangat populer, dan
digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah
yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur
asam atau campuran rujak
k.
uyah
uyah
atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai garam dapur adalah sejenis mineral yang dapat
membuat rasa asin. Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl)
yang dihasilkan oleh air laut. Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila
dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit,
termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi). Selain itu garam juga
digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Untuk mencegah penyakitgondok, garam dapur
juga sering ditambahi yodium.
l.
kunir
Kunyit tergolong
dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae.
Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, sepertiturmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), janar (Banjar), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura)
m.
trasi
Terasi atau belacan adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan dan/atau udang rebon yang difermentasikan, berbentuk seperti adonan atau pasta dan berwarna
hitam-coklat, kadang ditambah dengan bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan.
Terasi merupakan bumbu penting di kawasan asia tenggara dan china selatan.
Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat sambal terasi, tapi juga ditemukan dalam berbagai resep tradisional
Indonesia
n.
gula
Gula adalah
suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan
utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan
makanan atau minuman. Gula sederhana,
seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
o.
mpon-empon
Empon-empon adalah akar
tanaman yg biasa digunakam sebagai bumbu dapur atau obat-obatan tradisional
misalnya : jahe, kunyit, lengkuas, laos, dll
p.
kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan
rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae.
Dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut
sebagai varnish tree atau kukui
nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk
digunakan sebagai bahan campuran cat.
q.
godhong kemangi (pilihan)
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap.
Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daunkemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes.
Dalam pembuatan kelan mrica ini digunakan sebagai pilihan untuk menguatkan rasa.
r.
Kates kemampo
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan
kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C.
papaya adalah satu-satunya
jenis dalam genus Carica. Nama
pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda,
"papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak,
"papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "katès". Kates atau pepaya yang
digunakan dalam pembuatan sayur ini adalah pepaya yang stengah matang.
2. Proses Pembuatan
a.
Ngoceki
Ngoceki
dalam bahasa indonesia disebut dengan mengupas. kupas/ku·pas/ v, mengupas/me·ngu·pas/ v membuka dengan membuang kulitnya
(tentang buah-buahan dan sebagainya); mengubak:
b.
Ngulek
Ngulek
atau menggiling dalam bahasa Indonesia merupakan proses menghaluskan
bumbu-bumbu dengan menggunakan layah dan uleg-uleg. Digiling sampai mendapatkan
tekstur halus yang diinginkan.
c.
Ngrajang
Ngrajang atau disebut
juga dengan mengiris (dalam Bahasa indonesia) Verba (kata kerja) mengerat (memotong dan sebagainya) tipis-tipis.
Bahan yang dirajang dan diiris adalah kates (pepaya) dan juga ikan
d.
Nggodog banyu
Nggodog
banyu atau tau sering disebut dengan merebus air adalah suatu proses memasak bahan makanan dengan air atau dalam air
mendidih atau mengolah
bahan makanan dengan merendam bahan atau masakan ke dalam air yang panas. Contoh: merebus telur, singkong, kentang dan sebagainya.
e.
nyemplungke bumbu
Nyemplukngke
bumbu atau memasukkan bumbu kedadal panci yang telah diisi dengan air sampai
mendidih, kemudian bahan-bahan dimasukkan kedalam.
f.
Nyewoki
Nyewoki
dalam proses membuat masakan ini adalah dengan membilas kuah yang pertama.
Maksudnya menambahkan ar ke dalam panci atau kuah yang telah mendidih kemudian
ditunggu sampai mendidih untuk yang kedua kalinya. Hal ini ditujukan agar kuah
tidak berbau amis.
g.
Ngasatke
Ngesatke
merupakan proses pengurangan air yang ada di dalam panci. Hal ini ditujukan
adar kuah dan bumbu lebih merasuk kedalam sayur dan juga ikannya.
h.
mateng
Merupakan proses terakhir dari
proses membuat makanan kelan mrica ini. Biasanya dalam 1 panci kuah yang semula
dimasukkan 1 liter air, dapat disajikan untuk 6 orang.
Kelan mrica merupakan salah satu makanan yang
terkenal di daerah Rembang-Lasem, karena makanan ini bercita rasa pedas dan
berkuah sehingga banyak diminati oleh para pembeli. Makna leksikal dan maka
gramatikal dari istilah-istilah dala makanan khas Rembang yaitu kelan mrica
idlihat dari segi alat dan bahan, kemudian proses pembuatannya. Pada alat dan
bahan terdiri dari iwak segara, kemudian bawang-brambang, lombok, mrica, manci,
layah, dll. Bagian proses pembuatan
dimulai dari ngoceki bahan sampai dengan mateng.
Indonesia sebagai negara kepualauan, tentu saja
memiliki banyak kekayaan. Salah satunya adalah dari segi kulinernya. Di daerah
Rembang yang merupakan salah sat daerah pesisir pantura, yang terkenal akan
wilayah lautnya. Sebagian besar makanan yang dihasilkan mempunyai bahan pokok
dari ikan, yaitu salah satunya Kelan Mrica. Sebagai warga Rembng untuk memperkenalkan
kuliner serta mengembangkannya untuk menjadi dikenal masyarakat luar adalah
suatu kewajiban. Jangan hanya selalu menikamti makanan dari luar, sedangkan
dari daerahnya sendiri ditinggalkan dengan alasan bosen. Cintailah produk lokal
!
Koentjaraningrat.1984.
Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka
Shri
Ahimsa Putra. 1997.Etnolinguistik : Beberapa
Bentuk Kajian (makalah).Yogyakarta :Balai Penelitian Bahasa,
Surakarta : Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
____
dkk. 2005.Ensiklopedi Kebudayaan Jawa.Yogyakarta : Bina
Media.
Unjiya,
M. Akrom. 2008. LASEM NEGERI DAMPO AWANG:
Sejarah yang Terlupakan.Yogyakarta:Eja Publisher
Marwanti.
2009. Pengetahuan Masakan Indonesia. Yogyakarta:
Adycita
Wongsowijoyo,
Suyadi. 2013. Rempah-rempah Indonesia dan
Manfaatnya.Yogyakarta:Leuntika Prio
http://kbbi.web.id (diakses pada 25 Desember 2015, pukul 20:52)
LAMPIRAN
-